Pages

Sunday, August 30, 2015

Sebelum Kuiyakan Ajakanmu Bersanding Ke Pelaminan, Tolong Yakinkan Aku Akan 5 Hal Ini


Teruntuk kamu, sosok yang kelak akan membersamaiku mengarungi sisa perjalanan hidup, sebelum mereka meng'sah'kan ikatan suci cinta kita dalam hubungan yang di ridhoi oleh Sang Maha Cinta, ada beberapa hal yang perlu kau ketahui dan sekalipun kau sudah memahaminya tetap saja aku ingin mengingatkan kembali, tidak apa-apa kan ?
Tentu sudah bukan rahasia jika dalam alur perputaran alam semesta ini tak ada yang abadi, semua datang dan pergi silih berganti. Sekuat atau sehebat apapun kita tidak akan pernah bisa menolaknya. Kita hanya bisa menjalani skenario dari sang Maha Sutradara pemilik semesta dan berusaha mempersiapkan diri sebaik-baiknya kala waktu itu tiba. Namun, beberapa hal di bawah ini cukup menyita pikiranku, bisakah kau meyakinkanku ?

1. Saat waktu membawa pergi masa mudaku, akankah aku tetap menjadi yang tercantik di matamu?


Jujur saja, bukankah pepatah lama itu benar adanya bahwa cinta datang dari pandangan mata dan turun melalui getar-getar layaknya aliran listrik yang menjalar ke hati. Bukan sekali duakali kau memuji parasku yang kala tersenyum mampu mengalahkan legenda kecantikan ratu cleopatra, bahkan saat aku berlinang airmata kau tetap berkelakar
"Dunia melihatmu cantik. tapi bagiku kecantikanmu melebihi yang dunia lihat"
Terima kasih lelakiku, akan tetapi ada hal yang mengganggu pikiranku sayang. Kecantikan itu tak abadi, saat keriput dan kerutan2 halus mulai menghiasi wajahku, lalu binar mataku yang memudar, rambut yang memutih, dan gigi yang perlahan tanggal satu persatu. Masihkah definisi cantik itu melekat padaku di matamu ?

2. Ragaku yang melemah akan menjadi alasan kenapa aku terlambat melayani segala kebutuhanmu.


dan aku yang menua 
Saat aku masih muda, banyak hal akan kukerjakan sendiri selayaknya partner hidup yang telah kau pilih. Aktivitas rutin seperti membangunkanmu di pagi hari, menyiapkan menu sarapan hingga makan malam, mencuci tumpukan baju-baju kotormu, membersihkan rumah huni kita agar saat kau pulang dari letihnya mencari nafkah untukku membuatmu bisa kembali nyaman, dan kala malam menjelang hangat pelukku masih mampu membuatmu terlelap.
Atau sayang, jika kau mengizinkan aku bisa tetap bekerja dengan tidak melupakan kodratku setelah adanya kamu disisiku. Semua akan kulakukan untukmu dan untuk kita. Tapi sayangnya, aku punya keterbatasan saat tubuhku mulai ringkih, tentu aku tak bisa cekatan dan seringkali berbuat salah, apakah kau mau memaklumiku?
Tak akan ada lagi romansa cinta yang bergejolak dan menggebu-gebu.

Lukisan cinta kita penuh dengan warna dan romansa, kadang kita tertawa bahagia layaknya anak kecil yang mendapat jatah permen sepulang sekolah, tidak jarang juga kita menangis dan saling menggerutu karena kesalahpahaman dan ego diri yang belum stabil. Semua itu akan kita lalui bersama. Namun sayang, kisah romanyu kita tak selamanya menggebu-gebu.
"Kelak ketika menua kisah cinta kita akan berganti jadi cinta sahabat yang saling memiliki dan memahami, saling mengerti dan menjaga, saling setia dan melindungi, saling memberi dan menggenapi"
Percayalah sayang, meski tak seperti kisah dalam roman picisan kisah kita tetap terbuku indah.

4. Kita akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan bercerita, mau kah kau melakukannya untukku?


Tak banyak yang bisa kita lakukan saat usia mulai menua, akan ada kebiasaan baru bagi kita yakni berbagi cerita.
Pagi hari saat menyeduh teh hangat kita akan bercerita tentang kicau burung di teras belakang rumah, ketika waktu beranjak siang kita mulai membicarakan perkembangan suhu politik yang sedang memanas, dan ketika bulan mulai memunculkan temaramnya cerita kita akan beralih pada kenangan-kenangan kita, dari awal kita bertemu, jatuh cinta dan saling memiliki.
"Sayang, kita akan punya banyak waktu untuk menghabiskan detik-detik yang berlalu, tolong singkirkan rasa bosan dan jenuhmu, bisakah kau ?"

5. Hingga saat Sang Maha Cinta meminta salah satu dari kita untuk kembali pada-Nya, tolong jangan ada airmata.


Sayang, kita tidak akan pernah tahu dimana letak ujung jalan yang kita lalui nanti. Apakah aku atau kamu yang terlebih dulu dipanggil kembali oleh Sang Maha Pemilik Kehidupan. Andaikan saja itu aku, bolehkah ku mohon satu hal padamu
"Perjalanan cinta kita terlalu indah jika harus dibalut dengan airmata, bukankah dari awal kita sudah paham bahwa tak ada yang abadi. Perpisahan adalah hal mutlak dari pertemuan, entah ditinggalkan atau meninggalkan."
Tapi sayang, ketahuilah bahwa aku merasa sangat beruntung pernah mengenalmu dan mendapat kesempatan menjadi wanita yang terpilih. Oleh karena itu demi aku dan demi cinta kita. Tolong berjanjilah bahwa kau akan selalu berbahagia, dengan atau tanpaku.